Masalah Umum Kota-Kota di Indonesia
Kota merupakan suatu lingkungan hasil budaya manusia yang dinamis. Kota-kota di Indonesia saat ini tumbuh dengan cepat seiring berjalannya pembangunan.
Berkembangnya kota di Indonesia memang memberikan dampak yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Namun dibalik itu semua, ada permasalahan yang muncul dari pesatnya pertumbuhan kota di Indonesia. Pemukiman kumuh, pencemaran, kemiskinan, kejahatan, kemacetan merupakan beberapa sisi negatif dari pertumbuhan kota di Indonesia.
Berkembangnya kota di Indonesia memang memberikan dampak yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Namun dibalik itu semua, ada permasalahan yang muncul dari pesatnya pertumbuhan kota di Indonesia. Pemukiman kumuh, pencemaran, kemiskinan, kejahatan, kemacetan merupakan beberapa sisi negatif dari pertumbuhan kota di Indonesia.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi munculnya masalah perkotaan di Indonesia diantaranya:
Kemacetan masalah kota di Indonesia |
1. Tata Ruang Yang Buruk
Pembangunan wilayah dalam hal ini kota, memerlukan siteplan atau perencanaan yang jelas. Setiap kota harus didesain sesuai dengan karakteristik kota tersebut. Peran pemimpin disini harus kuat dan tidak boleh asal membangun.
Lihatlah kota-kota di negara maju yang di desain dengan baik, rapi, bersih, nyaman. Hal itu tentu sudah direncanakan matang-matang dan tidak asal membangun. Site plan kota Jakarta dengan kota Bandung tentu berbeda karena dari sisi topografi pun berbeda.
Artinya kecerdasan spasial seorang leader dibutuhkan dalam pengelolaan tata kota. Di Indonesia yang seringkali terjadi adalah pembangunan yang tidak sesuai peruntukannya. Contohnya daerah sempadan sungai dibuat pemukiman oleh penduduk, ya ujung-ujungnya pasti banjir.
Lihatlah kota-kota di negara maju yang di desain dengan baik, rapi, bersih, nyaman. Hal itu tentu sudah direncanakan matang-matang dan tidak asal membangun. Site plan kota Jakarta dengan kota Bandung tentu berbeda karena dari sisi topografi pun berbeda.
Artinya kecerdasan spasial seorang leader dibutuhkan dalam pengelolaan tata kota. Di Indonesia yang seringkali terjadi adalah pembangunan yang tidak sesuai peruntukannya. Contohnya daerah sempadan sungai dibuat pemukiman oleh penduduk, ya ujung-ujungnya pasti banjir.
2. Lemahnya Hukum
Payung hukum sebenarnya sudah ada di Indonesia namun dalam pelaksanaannya masih seperempat-seperempat. Hukum dibuat agar orang tidak melanggar dan memberikan efek jera.
Orang yang membuang sampah ke sungai, atau membangun tidak sesuai perencanaan itu harus ditindak. Kota harus punya aturan main dan dipatuhi oleh semua orang yang tinggal di atasnya.
Orang yang membuang sampah ke sungai, atau membangun tidak sesuai perencanaan itu harus ditindak. Kota harus punya aturan main dan dipatuhi oleh semua orang yang tinggal di atasnya.
3. Urbanisasi Tak Terkendali
Laju migrasi penduduk dari desa ke kota memang sangat tinggi dan hal ini menjadi masalah bila kota tidak bisa lagi menampung jumlah penduduk. Sebuah kota punya kapasitas ruang masing-masing.
Memang kota menjadi impian untuk mencari rezeki namun jika tidak diatur tentu akan menjadi persoalan. Lihat Jabodetabek yang sudah penuh sesak oleh penduduk migran.
Memang kota menjadi impian untuk mencari rezeki namun jika tidak diatur tentu akan menjadi persoalan. Lihat Jabodetabek yang sudah penuh sesak oleh penduduk migran.
4. Ketimpangan Wilayah
Pembangunan yang tidak merata antar daerah menyebabkan ada satu daerah yang melesat cepat dan ada yang lambat. Jabodetabek tumbuh dengan cepat karena terus disuplai pemerintah dengan transportasi dan berbagai fasilitas.
Hal ini menjadi penarik banyak orang di desa untuk pergi kesana. Daerah lain seolah kurang berkembang atau lambat. Ini menjadi awal mula permasalahan dari kota di Indonesia.
Hal ini menjadi penarik banyak orang di desa untuk pergi kesana. Daerah lain seolah kurang berkembang atau lambat. Ini menjadi awal mula permasalahan dari kota di Indonesia.
5. Budaya
Masyarakat kita tentu dikenal dari dulu dengan budaya yang masih jelek seperti buang sampah sembarangan, tidak taat aturan dan lainnya. Pola pikir seperti ini lah yang menyumbang kesemerawutan kota. K
emacetan, sampah, pemukiman kumuh berawal dari mindset atau budaya manusia yang tidak bersih, jorok dan tidak mau diatur. Inilah bentuk dari kegagalan pendidikan dalam menginstal pola pikir bersih, teratur, modern dalam benak setiap masyarakat. Memang ini menjadi pekerjaan rumah kita bersama.
Baca juga: Konsep trickle down effect pembangunan
emacetan, sampah, pemukiman kumuh berawal dari mindset atau budaya manusia yang tidak bersih, jorok dan tidak mau diatur. Inilah bentuk dari kegagalan pendidikan dalam menginstal pola pikir bersih, teratur, modern dalam benak setiap masyarakat. Memang ini menjadi pekerjaan rumah kita bersama.
Baca juga: Konsep trickle down effect pembangunan