Daerah Konvergensi Antar Tropik atau Doldrum itu Apa?
Daerah Konvergensi Antar Tropik (DKAT) atau Inter Tropical Convergence Zone (ITCZ), adalah daerah sabuk tekanan rendah yang mengelilingi bumi umumnya dekat khatulistiwa di mana angin bergerak dari Utara dan Belahan Selatan datang bersama-sama.
Hal ini ditandai dengan aktivitas konvektif yang menghasilkan badai kuat di daerah yang luas. DKAT juga sering disebut daerah doldrum atau daerah tenang. Daerah ini merupakan sabuk tekanan rendah.
Hal ini ditandai dengan aktivitas konvektif yang menghasilkan badai kuat di daerah yang luas. DKAT juga sering disebut daerah doldrum atau daerah tenang. Daerah ini merupakan sabuk tekanan rendah.
Lokasi DKAT bervariasi sepanjang tahun namun masih dekat dengan khatulistiwa antara 40 - 45 drajat lintang utara dan selatan. Daerah ini merupakan pertemuan dua angin passat yaitu timur laut dan tenggara secara bersamaan. DKAT pula lah yang menciptkan sirkulasi angin monsun di Indonesia.
Posisi DKAT di Indonesia |
DKAT awalnya diidentifikasi pada tahun 1920 hingga tahun 1940. DKAT dicirikan dengan munculnya konsentrasi pertumbuhan awan, biasanya badai dan berada di atas ekuator. Variasi lokasi DKAT memengaruhi curah hujan di banyak negara yang berada dekat khatulistiwa sehingga saat musim panas dan hujan di daerah tropis lebih ekstrim dibanding musim yang sama di daerah lintang tinggi. Baca juga: Tahapan pembentukkan meander sungai
Dalam beberapa kondisi, DKAT mungkin akan sempit terutama saat bergerak menjauh dari ekuator. Daerah doldrum ini juga dapat diartikan sebagai sebuah batas front udara sepanjang khatulistiwa. Bagian dari daerah tropis yang didominasi tekanan tinggi memiliki cuaca yang sangat kering dan banyak gurun di dunia terletak di daerah ini.
Ingat bahwa posisi DKAT bergeser selama setahun namun rata-rata terletak di utara khatulistiwa. Mengapa DKAT lebih banyak di utara khatulistiwa?. Karena disana ada lebih bnayak daratan dibanding daerah selatan. Tanah lebih mudah menyerap panas dibanding lautan.
Saat permukaan tanah lebih panas dibandingkan lautan maka akan tercipta angin laut. Ini menghasilkan konvergensi udara di atas daratan. Daerah Asia Tenggara akan mendapatkan hujan lebat di musim panas karena sirkulasi ini. DKAT memiliki perpindahan paling utara saat musim panas di Asia karena daratan besar Asia lebih banyak di utara. Baca juga: Tahapan siklus batuan
Saat permukaan tanah lebih panas dibandingkan lautan maka akan tercipta angin laut. Ini menghasilkan konvergensi udara di atas daratan. Daerah Asia Tenggara akan mendapatkan hujan lebat di musim panas karena sirkulasi ini. DKAT memiliki perpindahan paling utara saat musim panas di Asia karena daratan besar Asia lebih banyak di utara. Baca juga: Tahapan siklus batuan
Gambar: campuspress.yale.edu